Selasa, 23 Oktober 2012

The Eye of London



London Eye.

Apa yang akan kamu lakukan jika berkunjung ke London dan berhadapan dengan roda pengamatan terbesar di dunia ini? Apakah kamu akan melihat London Eye dari kota London atau melihat kota London dari London Eye? Atau dua-duanya? Silakan memilih. Karena apa pun jawabannya, kota London dan "mata besar"-nya akan membuat kamu terkesan.

Sabtu, 20 Oktober 2012

call me Epie Juve. JUVE


Salam olahraga!! Hehe..

Mumpung masih hangat aroma unbe47en Juventus yang tadi subuh berhasil mengalahkan Napoli (baca: tim tarkam FC) 2-0, saya mau berbagi sedikit cerita mengenai asal usul kecintaan saya pada sepakbola dan Juventus F.C. 
Silakan disimak..

Saya suka sepakbola sejak tahun 1998 (saya kelas 4 SD). Waktu itu sedang ramai Piala Dunia Perancis 1998, di mana Zidane menjadi bintangnya. 

  


Awalnya hanya iseng-iseng menemani ayah dan saudara-saudara saya menonton, tapi malah jadi kecanduan. Yup. Melihat permainan tim Perancis pada umumnya, dan Zidane pada khususnya, saya langsung "love at first sight" #ciyee. 
Aksi Zidane lah yang membuat saya mulai menyukai sepakbola. Bahkan saya pernah menjadikan profil Zidane ini sebagai tugas makalah sekolah tentang sosok teladan :) 
(Ibu guru-nya mungkin geleng-geleng baca makalah saya)

Saat mengenal Zidane itulah saya juga berkenalan dengan Juventus, klub yang waktu itu menaungi Zidane. 
And I really thank to Zidane for this!
Jadi, bisa dibilang saya jadi Juventini sejak 1998 juga. Pertama kali menonton Juve lewat siaran liga Serie-A era RCTI (lupa pertandingan apa). Mulailah saya "akrab" dengan Lippi, Peruzzi, Montero, Ferrara, Pessotto, Conte, Davids, duo Inzaghi & Del Piero, dan kawan-kawan. 

Kalau ditanya alasan mengapa suka Juve, saya malah bingung jawabnya. 
I love Juve without any reason, just love. Love needs no reason, right? Hehehe.. 
Awalnya memang tertarik dengan Juventus karena Zidane, tapi makin lama saya makin mengenal Juve, saya merasa ada alasan yang lebih, yang sulit dijelaskan, yang membuat saya menjadi Juventini. Selain dari sisi taktik dan permainan di lapangan, saya dibuat terpesona dengan sejarahnya, grinta-nya, dan kepribadian pemain-pemainnya, semuanya tentang Juve. Terbukti, ketika Zidane pergi dari Juve (2001), hati saya tetap di Juve. Moment ini sekaligus pembuktian kata-kata Zidane, 

“Mencintai Juventus itu sulit, tapi sekali Anda mengenal Juventus anda akan menjadi Juventino selamanya.” 

Ah, Zidane ini tau aja deh.. ;P

Dan hidup saya sebagai epiejuve terus berlanjut sampai sekarang. #mendramatisasi

Nah, kalau berbicara tentang pemain favorit di Juventus, di antara 50 legenda Juve ditambah mantan pemain dan pemain-pemain Juve yang lainnya yang saya sukai, 3 besar pemain Juve favorit saya adalah...jreng jreng... *efek drum band*....


Ce Solo Un Capitano.. 
Alessandro Del Piero

Del Piero, kapten Juve selamanya untuk saya. 
Skill, semangat, kepemimpinan, ketulusan, kerendahan hati, jiwa sosial,  teladan di dalam & luar lapangan, kecintaan pada sepakbola dan keluarga, kesetiaan dan penghargaannya untuk Juventus dan Juventini, dan yang akhir-akhir ini baru saya sadari, saya suka tulisan-tulisan Del Piero di website pribadinya. Menurut saya dia berbakat menulis, entah mengapa tiap membaca tulisannya saya merasa terharu..kecuali saat surat perpisahan yang dia tulis, bukan terharu lagi, tapi banjir air mata. :'((((



The Czech Cannon
Pavel Nedved

Nedved, saya kagum dengan semangat grinta-nya, tendangan geledeknya, umpan-umpannya, family-man, rambutnya, staminanya (ingat cerita perjuangannya sebelum ikut dalam pesta perayaan Scudetto ke-30 Juve?), dan tentu kesetiaan pada La Vecchia Signora.

dan..

The Magician
Zinedine Zidane

Zidane, merupakan gabungan dari bakat alam, kerja keras, kejeniusan, dan keberuntungan, plus tambahan kepribadian yang bersahaja. Complete! Sukses di klub, tim nasional, ditambah dengan berbagai penghargaan pemain terbaik (Messi dan Ronaldo masih kalah jauh)
Hebatnya lagi, Zidane menjadi legenda di 2 klub besar berbeda, Juventus dan Real Madrid . Pemain yang membuat saya menyukai sepakbola dan Juventus. 

Beruntungnya saya bisa melihat mereka beraksi, apalagi di masa kejayaan mereka.



ps: 
Kalau tahun depan Juve belum datang juga ke Indonesia, mungkin sudah saatnya saya yang ke Turin.
Harusnya tahun ini saya ke Turin tapi sayangnya visa direject.. *sigh*
Jadinya mimpi tertunda..tapi saya yakin suatu saat saya akan ke Turin! AMINNNN..